Untuk sahabatku.
Aku tahu, aku bukanlah orang yang sempurna. Dan aku juga
mempunyai banyak sekali kekurangan.
Aku bersyukur, sangat bersyukur. Kalian mau menerimaku dengan apa adanya diriku. Aku sadar bahwa aku bukanlah orang yang baik. Aku bukan orang yang dengan mudah memaafkan kesalahan seseorang. Aku tahu sifatku. Dan aku merasa beruntung, bisa mengenal kalian. Semua ini terjadi bukan karena kesengajaan, Tuhan yang sudah mengatur semua ini. Kita ditakdirkan untuk bertemu dan menjadi sahabat.
Aku juga minta maaf. Selama ini aku terlalu egois. Aku tidak mengerti dengan perasaan kalian. Maaf jika aku mempunyai sebuah kesalahan yang sampai hari ini kalian belum bisa maafkannya. Aku tahu aku pernah bersikap keterlaluan pada kalian. Sekali lagi, aku minta maaf.
Terima kasih. Aku ingin mengucapkan kata itu sejak lama. Mengucapkan kata itu dengan resmi kepada kalian. Aku tidak tahu mengapa aku masih menahan kata itu hingga sekarang. Terima kasih untuk semua yang sudah kalian berikan untukku. Pengalaman-pengalaman berharga dari kalian akan aku ingat sampai akhir nanti.
Sudah satu tahun. Secepat ini kah? Aku merasa baru kemarin aku bersama kalian, tertawa dan menangis bersama kalian. Aku tidak menyangka kalau akan secepat ini. Semuanya berlalu tanpa kita sadari. Dan mungkin, waktu kita sudah tidak lama lagi. Entah bagaimana perpisahan yang akan terjadi pada kita nantinya. Aku ingin menghentikan waktu sampai hari ini, membuat kita seperti ini selamanya. Tapi itu di luar nalar. Kita hanya manusia biasa yang harus menerima kenyataan yang sudah Tuhan berikan untuk kita.
Aku… entah apa lagi yang harus aku katakan. Semua kata-kata yang aku punya larut bersama air mata. Aku tahu menangis tidak akan menghentikan waktu. Tapi aku tidak bisa melakukan hal lain selain ini.
Perpisahan. Sesuatu yang aku sangat mengharapkannya tidak pernah terjadi di kehidupanku. Tapi, inilah kehidupan. Kita sudah bertemu dan mengenal satu sama lain, sekarang bergantian dengan perpisahan yang akan datang. Jika aku bisa, aku ingin berharap pada Tuhan agar membiarkan kita bersama. Mungkin hanya ada dua masalah dalam hidup, hanya jarak dan waktu. Aku tidak ingin kita saling melupakan hanya karena kita sudah tidak lagi saling bertemu dan bicara satu sama lain. Kita harus ingat bahwa kita dulu pernah sangat akrab satu sama lain. Kita harus menerima kenyataan bahwa mesin waktu doraemon itu tidak ada. Jika alat itu benar-benar ada, kita tidak akan tahu apa itu kehidupan yang sesungguhnya.
Sepertinya aku sudah terlalu banyak bicara. Sesuatu yang aku sangat ingin kalian tahu, aku menyayangi kalian. Apapun yang kalian rasakan tentang aku, aku akan tetap mempertahankan rasa ini untuk kalian. Kita adalah sahabat, walaupun bukan untuk selamanya. Tapi faktanya, kita pernah bertemu, pernah saling mengenal, dan kita pernah menjalin sebuah ikatan persahabatan yang indah. Kita mempunyai banyak sekali kenangan, baik pahit maupun manis. Aku ingin, suatu hari nanti bisa merasakan semua itu lagi, bersama kalian.
Aku bersyukur, sangat bersyukur. Kalian mau menerimaku dengan apa adanya diriku. Aku sadar bahwa aku bukanlah orang yang baik. Aku bukan orang yang dengan mudah memaafkan kesalahan seseorang. Aku tahu sifatku. Dan aku merasa beruntung, bisa mengenal kalian. Semua ini terjadi bukan karena kesengajaan, Tuhan yang sudah mengatur semua ini. Kita ditakdirkan untuk bertemu dan menjadi sahabat.
Aku juga minta maaf. Selama ini aku terlalu egois. Aku tidak mengerti dengan perasaan kalian. Maaf jika aku mempunyai sebuah kesalahan yang sampai hari ini kalian belum bisa maafkannya. Aku tahu aku pernah bersikap keterlaluan pada kalian. Sekali lagi, aku minta maaf.
Terima kasih. Aku ingin mengucapkan kata itu sejak lama. Mengucapkan kata itu dengan resmi kepada kalian. Aku tidak tahu mengapa aku masih menahan kata itu hingga sekarang. Terima kasih untuk semua yang sudah kalian berikan untukku. Pengalaman-pengalaman berharga dari kalian akan aku ingat sampai akhir nanti.
Sudah satu tahun. Secepat ini kah? Aku merasa baru kemarin aku bersama kalian, tertawa dan menangis bersama kalian. Aku tidak menyangka kalau akan secepat ini. Semuanya berlalu tanpa kita sadari. Dan mungkin, waktu kita sudah tidak lama lagi. Entah bagaimana perpisahan yang akan terjadi pada kita nantinya. Aku ingin menghentikan waktu sampai hari ini, membuat kita seperti ini selamanya. Tapi itu di luar nalar. Kita hanya manusia biasa yang harus menerima kenyataan yang sudah Tuhan berikan untuk kita.
Aku… entah apa lagi yang harus aku katakan. Semua kata-kata yang aku punya larut bersama air mata. Aku tahu menangis tidak akan menghentikan waktu. Tapi aku tidak bisa melakukan hal lain selain ini.
Perpisahan. Sesuatu yang aku sangat mengharapkannya tidak pernah terjadi di kehidupanku. Tapi, inilah kehidupan. Kita sudah bertemu dan mengenal satu sama lain, sekarang bergantian dengan perpisahan yang akan datang. Jika aku bisa, aku ingin berharap pada Tuhan agar membiarkan kita bersama. Mungkin hanya ada dua masalah dalam hidup, hanya jarak dan waktu. Aku tidak ingin kita saling melupakan hanya karena kita sudah tidak lagi saling bertemu dan bicara satu sama lain. Kita harus ingat bahwa kita dulu pernah sangat akrab satu sama lain. Kita harus menerima kenyataan bahwa mesin waktu doraemon itu tidak ada. Jika alat itu benar-benar ada, kita tidak akan tahu apa itu kehidupan yang sesungguhnya.
Sepertinya aku sudah terlalu banyak bicara. Sesuatu yang aku sangat ingin kalian tahu, aku menyayangi kalian. Apapun yang kalian rasakan tentang aku, aku akan tetap mempertahankan rasa ini untuk kalian. Kita adalah sahabat, walaupun bukan untuk selamanya. Tapi faktanya, kita pernah bertemu, pernah saling mengenal, dan kita pernah menjalin sebuah ikatan persahabatan yang indah. Kita mempunyai banyak sekali kenangan, baik pahit maupun manis. Aku ingin, suatu hari nanti bisa merasakan semua itu lagi, bersama kalian.
Aku harap kalian bahagia. Dengan atau tanpa aku.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar